Membangunkan anak untuk berangkat sekolah dan memintanya mandi itu termasuk pekerjaan yang butuh tenaga bagi orang tua. Hingga suatu hari si sulung tampak nggak bersemangat kesekolah. Meski sudah bangun, ada saja alasan nggak mau masuk sekolah. itu nggak hanya berlangsung sehari,melainkan sudah tiga hari.
Saya bingung, nggak biasanya kakak mogok sekolah. Apa mungkin dia jenuh? Setelah saya menanyakan beberapa kali, akhirnya kakak bercerita dia takut dengan temannya disekolah. Rupanya salah satu teman sering mengejeknya sehingga membuatnnya malu.
Mengejek berkali-kali hingga membuat tidak nyaman dan tidak berdaya merupakan salah satu praktik bullying. Dan Olweus, penulis Bullying at School, bullying bisa dibagi menjadi dua yakni direct Bullying yang merupakan intimidasi secara fisik dan verbal, serta indirect bullying yang berupa isolasi secara sosial.
Situs Peduli Karakter Anak ( PEKA ) pekabullying org menuliskan, bullying diartikan sebagai penggunaan agresi dengan tujuan menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental.
Bullying nggak sama dengan occasional conflict atau pertengkaran biasa yang umum terjadi pada anak.
Kalau konflik pada anak itu normal dan membuat anak belajar cara bernegosiasi dan bersepakat satu sama lain, sedangkan Bullying merujuk pada tindakan yang bertujuan menyakiti dan dilakukan berulang. Sang anak biasanya lebih lemah dibanding pelaku.
Orang sering menyebutkan bullying bisa terjadi secara verbal maupun nonverbal. Pada anak laki-laki bullying kerap dilakukan dengan intimidasi secara fisik maupun dalam bentuk ancaman.
Baca Artikel Menarik Lainnya : Kisah 3 anak Yang Mempunyai Kelainan Penyakit Neurologis Langka
Sedangkan bullying pada anak perempuan kerap terjadi secara verbal, dan korban yang dipilih gender yang sama. Selain verbal, bullying juga bisa berbentuk fisik, emosional, dan seksual.
"Kekerasan verbal itu sangat subjektif. jadi, sebaiknya lihat juga kultur yang mendasari.
Sebuah penyataan bisa tergolong keras menurut suatu kultur, tapi bisa jadi pernyataan tersebut justru menjadi hal yang biasa pada kultur lain," kata dr Lukas Mangindaan, Staf pengajar Departemen Psikiatri FKUI/RSUPCM Upacaya Pencegahan Kekerasan pada Anak yang diadakan Center for Indonesian Medical Student Activities.
Dr Indra Sugiarno, Ketua Satuan Tugas Perlindungan dan Kesejahteraan Anak PP IDAI juga pernah punya pengalaman pribadi dengan bullying." Anak saya juga pernah mengalami, Waktu itu, sudah tiga hari ia mengalami perubahan tingkah laku. Setelah di tanya ia mengaku dimintai Uang dan dipaksa mengerjakan PR oleh teman sekolah yang badannya jauh lebih besar.
Solusinya, orang tua mendatangi sekolah dan bertemu anak yang bersangkutan untuk membahas masalahnya dan stop bullying.
No comments:
Post a Comment