Thursday, March 15, 2018
KJS : 5 hal Kebiasaan Orang Tua Ini Bisa ' Merusak ' Anak
Jadi orang tua memang nggak mudah. terkadang kita dihadapkan pada keputusan dan pilihan yang sulit. Dalam beberapa hal, pilihan yang kita ambil ternyata malah jadi kebiasaan yang 'merusak' anak.
Menurut Jordyn Smith, seorang ibu yang menulis untuk situs Cafemom, dia sering mendapati hal-hal biasa yang dilakukan orang tua,, namun ternyata berkontribusi membentuk kebiasaan yang berpontesi merusak anak.
Nah, berikut ini 5hal kebiasaan yang bisa 'merusak' anak.
1. Mengandalkan Gadget
Kids 'Jaman Now' pasti akrab sama yang namanya gadget. nggak jarang kita bahkan sdah memberikan anak handphone meskipun usia anak sangat masih muda.
Karena banyak hal yang harus dilakukannya dirumah, Dan segudang pekerjaan rumah itu nggak akan selesai karena anak selalu tidak bisa diam.. Alhasil Jordyn pun memutuskan memberikan gadget pada anaknya.
"Saya bergantung pada kecintaannya dengan video game yang membuatnya tetap sibuk saat saya harus menyelesaikan pekerjaan, memasak makan malam, atau bahkan mengobrol dengan orang dewasa lainnya tanpa 'ditingkahi' anak berusia 2 tahun," Papar jordyn.
Dia mengakui dirinya terkadang malas untuk mengajak main anaknya. Gampang banget rasanya menyerahkan anaknya pada gadget untuk diasuh, sementara dirinya bisa melakukan pekerjaan yang lain atau bersantai sejenak.
Sering kali jordyn merasa bersalah dengan tindakannnya memberikan gadget pada si kecil.
Sebab nggak ada pakar parenting manapun yang membiarkan pengasuhan anak digantikan oleh Gadget.
2. Tidur Larut Malam
Jordyn mengakui anaknya yang belum sekolah sering tidur kemalaman. Ia baru menidurkan anaknya menjelang malam. "Saya yakin ini akan menganggu kita berdua di suatu hari nanti. Tapi untuk saat ini, bekerja untuk kami.
Sebenarnya anak kecil memang sebaiknya jangan terlalu malam tidurnya. Ratih Zulhaqqi, M.Psi, Psikolog di RaQQi - Human Development & Learning Centre, mengatakan, Kebutuhan tidur anak usia 1-3 tahun masih sekitar 10-12 jam untuk tidur malam dan tidak diakumulasikan dengan tidur siang.
"Jika anak tidur pukul 23, maka jam berapa dia harus bangun? Sekitar pukul 10 pagi minimal. Namun, jika siklus tidur baru dimulai jam 11 malam maka ada beberapa fungsi tubuh yang terganggu dan hal ini dapat mengakibatkan beberapa hal yang seperti anak menjadi rewel dan mudah menangis, tidak merasa nyaman, serta bisa menyebabkan tantrum berlebihan," terang Ratih.
3, Membiarkan Anak Makan Apa Saja
Sebenarnya Jordyn selalu menyediakan sayur dan buah untuk anaknya dan jarang memesan makanan dari luar. Akan tetapi ketika anaknya nggak mau makan apa-apa, dia sudah menyiapkan keripik kentang di daput atau coklat yang merupakan kesukaan anaknya.
Tampaknya sering ada asupan yang masuk ke tubuh anaknya, padahal kalau anak asal makan tanpa diperhatikan nilai gizinya, maka anak bisa kekurangan nutrisi.
Nah, bisa jadi juga karena kita sering memberikan cemilan ke anak di dekat waktu makan utama, maka anak jadi malas makan. Jadi memberikan cemilan sebenarnya boleh-boleh saja, tapi jangan didekat waktu makan makanan utama, Selain itu kita juga perlu membiasakan memilih camilah sehat ke anak.
4. Memberi yang Diinginkan, Bukan yang Dibutuhkan
Mungkin ketika anak meminta suatu barang, kita akan mewujudkannya dengan segera Tapi terkadang kita hanya memberi yang diinginkan anak, bukan yang dibutuhkan.
"Terkadang saya tahu anak ingin pergi ke taman di hari yang sangat ramai, tapi saya tak membawanya karena khawatir tidak dapat menanganinya. Terkadang, dia sakit perut tapi saya meninggalkannya dengan pengasuh dan tetap pergi bekerja. Mungkin itu membuat saya ibu yang nggak baik.
5. Malas Belajar
Kita sering meminta anak untuk rajin belajar. Tapi ternyata kita sebagai orang tua malas belajar. Padahal orang tua dituntut untuk selalu belajar dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Karena kita malas belajar alhasil kita nggak tahu apa yang baik dan nggak baik untuk perkembangan anak ke depannya. Karena enggan belajar kita nggak tahu bagaimana stimulasi terbaik untuk anak dan membiarkan semua mengalir begitu saja.
Padahal anak pasti senang kalau kita bisa membuatkan mainan untuknya, meski itu sederhana. Padahal anak akan tumbuh lebih baik kalau kita membekali diri dengan berbagai pengetahuan untuk menemaninya tumbuh dan berkembang.
Semoga pengalaman Jordyn menjadi pengingat untuk kita ya, Bun, bahwa kita perlu terus selalu belajar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment