Wednesday, March 21, 2018

KJS : Karena Sering Dibully Anaknya Belajar Dengan Metode Home Schooling



Terkadang, beberapa orang hanya melihat apa yang dilakukan orang lain karena melihat dari luarnya saja. Seperti ketika orang tua menerapkan metode home schooling. Berbagai anggapan muncul.

Orang tua punya alasan sendiri apabila dia memilih metode pendidikan untuk anaknya sendiri, termasuk bagi orangtua yang bernama Nina ini. Ia sengaja mengambil metode home schooling untuk anaknya karena sering dibully ketika bersekolah di sekolah reguler.

Nina sudah 5 tahun tinggal di singapura karena suami bekerja negara tersebut. Tahu sang anak dibully nina dengan cepat mempelajari anaknya secara psikologi dan perilaku.

"Semenjak saat itu saya belajar tentang pedagogik dan psikologi anak, pada dasar dia trauma pada sekolah bukan pada proses belajarnya jadi saya mencari tahu gimana caranya dia tetap sekolah. Nggak apa-apa keluar dari sekolah tapi proses belajarnya harus tetap berjalan," Kata Nina.

Nggak berhenti di situ aja, sang guru pernah sempat menawarkan kepada saya untuk si anak bisa menyelesaikan kelas 2,3,4 dalam tempo 5 bulan. Nina sempat bingung dan nggak langsung percaya gitu saja. Dia tetap memilih memberi pilihan anak nya dengan metode home schooling.

Jadi anak saya Amiral kelas 2 SD sering dibully. Sebenarnya bisa saja masalah ini saya bawa ke jalur hukum lewat KBRI tapi nina tidak mau perpanjangan masalah, nina berusaha mengambil hikmah dari apa yang dialami anaknya.

Baca Artikel Menarik Lainnya : 

Yah Ampun Masih Kecil Sudah Bisa Nonton Video Porno di Tempat Umum !!


"Andai saja anak saya tidak dibully mungkin saja anak saya bisa naik tingkat dari kelas 2 ke kelas 5 kan lumayan jauh berarti emang proses belajar anak saya nggak ada masalah dong," Ungkap Nina.

Untuk membantu anak saya yang sedang trauma dibully, saya menggunakan the art of communication. Artinya, gimana seni kita berkomunikasi ke anak. Apakah selama ini kita sudah memberi reaksi yang baik ke anak sehingga anak bisa terbuka dan percaya pada orang tuanya. Meski anaknya sempat dibully, Nina mengaku nggak kapok menyekolahkan anaknya di sekolah reguler.

Selama beberapa lama Amiral menjalanin Home Schooling di Singapura, Tidak lama kemudian kami sekeluarga kembali ke indonesia. Nah Saat balik ke indonesia saya bingung mencarikan lagi sekolah yang pas buat Amiral. Sempat saya ingin memilih sekolah internasional kembali tapi biayanya dirasa terlalu besar. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan dan takut suami kembali dinas keluar negeri, Akhirnya Nina tetap memutuskan supaya Amiral tetap melanjutkan home schooling di indonesia.

Banyak yang dipelajari oleh nina ketika ia mengambil jalur metode pendidikan ini. Di ujian SD kelas 6 misalnya yang berdasarkan Cambridge ijazahnya bisa setara dengan ijazah yang dibuat Diknas sehingga tidak perlu ujian paket A.

"Syukurnya Proses belajar anak saya lancar. Selama Kita mengikuti aturan yang sama seperti di web resmi semua aman," Ujar Nina.

No comments:

Post a Comment